Hebi menjelaskan jumlah sampah itu dapat dijumpai hasil dari alat mechanical screening, yang dipasang di semua pompa air yang berada di sungai Surabaya.
Menurut dia, jumlah sampah di sungai itu cuma sejumlah kecil. Karena, berdasar data DLH, Kota Surabaya dapat hasilkan 1.800 sampai 2.000 ton sampah setiap hari.
Sumber paling besar sampah-sampah itu, katanya, dikuasai datang dari sampah lokal atau sampah rumah tangga.
Dari 1.800 sampai 2.000 ton sampah setiap hari di Surabaya itu, katanya, tipe sampah yang memimpin ialah sampah plastik. Hebi juga menyebutkan Pemerintah kota sidah mempunyai beberapa langkah untuk kuranginya.
"Pertama, ada Perwali No 16 tahun 2022, mengenai pengurangan pemakaian kantong plastik dengan gagang.
Disamping itu, bank sampah digalakkan," katanya.
Bank sampah ini, katanya, dapat memuat sampah plastik dari warga. Tidak itu saja, Hebi menjelaskan faksinya pasti akan meluaskan daerah 3R (Reduce, Reuse, Recyle).
"Keinginannya kelak, dari daerah 3R dapat kurangi sampah 4 ton setiap harinya," ujarnya.
Project Saringan Sampah Zaman Anies Melar Tertahan Pembebasan Tempat
Pergerakan Balik Kanan
Untuk menangani hal tersebut, semenjak 2017, Pemerintah kota Surabaya juga telah mencanangkan Pergerakan Balik Kanan di pemukiman atau beberapa rumah masyarakat disekitaran sungai.
Pergerakan ini sebagai program menyimpan muka atau sisi depan rumah masyarakat jadi menghadap ke sungai.
Dengan demikian, masyarakat atau pemilik rumah akan saksikan secara langsung keadaan sungai disekitaran mereka, saat keluar dari rumah.
Pergerakan ini, dipercayai akan mempengaruhi psikis masyarakat agar semakin jaga kebersihan daerahnya. Dan tidak biarkan depan tempat tinggalnya terlihat kotor dan kotor.
Dengan begitu, masyarakat pun tidak akan buang sampah asal-asalan, khususnya ke sungai.
"Maksudnya supaya saat mereka buka pintu, dapat menyaksikan keadaan sungainya yang kotor. Hingga dapat membuat mereka sadar untuk tidak boleh buang sampah asal-asalan," ucapnya.